Murai
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Muscicapidae
Genus : Copsychus
Spesies : C. malabaricus
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Muscicapidae
Genus : Copsychus
Spesies : C. malabaricus
Murai batu (Copsychus malabaricus)
merupakan burung kicau paling populer. Termasuk ke dalam family
Turdidae. Tersebar di seluruh pulau Sumatra, Semenanjung Malaysia, dan
sebagian pulau Jawa. Jenis yang dianggap terbaik adalah Murai Batu
Medan. Hanya saja tindakan eksploitasi hutan berlebihan dan perburuan
untuk kepentingan komersial membuat jenis ini sulit ditemui di pasaran.
Ciri morfologi
Memiliki tubuh hampir seluruhnya hitam, kecuali bagian bawah badan berwarna merah cerah
hingga jingga kusam. Terdapat sedikit semburat biru di bagian kepala. Ekor panjang ditegakkan dalam keadaan terkejut atau
berkicau. Murai Batu dari Tanjung Redep, Kalimantan Timur menpunyai
keunikan di bagian kepalanya
yang bergaris putih memanjang ke belakang. Murai Kalimantan memiliki ekor lebih pendek dengan panjang sekitar 8-12 cm, sementara Murai Batu Sumatra 15-20 cm . Ciri khas lainnya adalah Murai Batu Kalimantan apabila berhadapan dengan jenisnya akan mengelembungkan bulu-bulu disekitar dadanya sambil berkicau. Badan berukuran 14-17 cm.
Memiliki tubuh hampir seluruhnya hitam, kecuali bagian bawah badan berwarna merah cerah
hingga jingga kusam. Terdapat sedikit semburat biru di bagian kepala. Ekor panjang ditegakkan dalam keadaan terkejut atau
berkicau. Murai Batu dari Tanjung Redep, Kalimantan Timur menpunyai
keunikan di bagian kepalanya
yang bergaris putih memanjang ke belakang. Murai Kalimantan memiliki ekor lebih pendek dengan panjang sekitar 8-12 cm, sementara Murai Batu Sumatra 15-20 cm . Ciri khas lainnya adalah Murai Batu Kalimantan apabila berhadapan dengan jenisnya akan mengelembungkan bulu-bulu disekitar dadanya sambil berkicau. Badan berukuran 14-17 cm.
Pakan
Makanan
umum adalah serangga kecil. Hobiis biasanya memberikan kombinasi pelet,
kroto, jangkrik, ulat hongkong dan telur lebah. Murai Batu juga memakan
poer/ voer yang banyak dijual di kios burung.
Seksing
Jantan
dibedakan dengan betina dari kicauan yang lebih aktif dan ekor lebih
panjang. Jantan tidak bisa menoleransi adanya jantan lain di sekitar
wilayahnya. Sementara betina sulit menerima jantan yang tidak dikenal.
Biasanya penangkaran dilakukan dengan mengawinkan pasangan dari satu
induk (incest). Namun saat ini banyak pengemar burung berkicau di daerah
Jawa sudah mulai berhasil menangkar Murai Batu silangan antara jenis
Sumatra (Medan) dengan jenis kalimantan (Borneo)
Ciri jantan dan betina burung murai batu
Makanan yang sesuai untuk murai batu
Perawatan dan setelan burung murai batu pasca lomba
Murai
Murai Batu
Burung murai batu (Copychus malabaricus)
adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga Turdidae dikenal
memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan
sangat bervariasi. Ketenaran burung murai batu bukan hanya sekedar dari
suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat
aktraktif.
Habitat
Jenis-jenis murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Murai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 cm.
- Murai Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.
- Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
- Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
- Murai batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 cm.
- Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 cm.
- Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
- Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm.
Selain dari 8 sub-spesies murai batu di atas, masih ada murai batu yang berasal dari negeri tetangga, yaitu :
- Murai batu Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 – 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai medan.
- Murai batu Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 – 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
- Murai batu Philippine, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias, karena memiliki warna tubuh yang sangat indah.
Murai batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sebagai berikut:
- Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),
- Copsychus luzoniensis (White Browed Shama),
- Copsychus niger (White Vented Shama)
- Copsychus cebuensis (Black Shama).
- Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama) .
Subspecies, ciri-ciri dan penyebarannya
A. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama) terdiri dari 19 sub-species:
- Copsychus interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)
- Copsychus stricklandii (Sabah, Kalimantan)
- Copsychus andamanensis (Andaman, Nicobar)
- Copsychus albiventris (Andaman)
- Copsychus indicus (Nepal, Indochina)
- Copsychus pellogynus (Myanmar, Peninsular)
- Copsychus minor (Hainan-China)
- Copsychus mallopercnus (Malaysia)
- Copsychus javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)
- Copsychus omissus
- Copsychus barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)
- Copsychus leggei (Sri Lanka)
- Copsychus malabaricus (India)
- Copsychus macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)
- Copsychus tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)
- Copsychus melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)
- Copsychus suavis (Sarawak, Kalimantan)
- Copsychus mirabilis (Prinsen Island)
- Copsychus nigricauda (Kangean Island)
B. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama) terdiri dari 4 subspecies, yaitu :
- Copsychus luzoniensis (Luzon, Catanduanes)
- Copsychus parvimaculatus (Polillo)
- Copsychus shemleyi (Marinduque)
- Copsychus superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao).
C. Copsychus niger (White Vented Shama): Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (all in Philippines).
D. Copsychus cebuensis (Black Shama): Hidup di wilayah Cebu Philippines.
E. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama): Penyebaran di Way Kambas, Thailand, Malaysia dan Borneo.
Ciri jantan dan betina burung murai batu
Ciri
jantan dan betina murai batu dewasa sebenarnya mudah dibedakan. Untuk
murai dengan sub-spesies yang sama, maka untuk warna bulu jantan lebih
mengkilat. Hitamnya hitam pekat kebiruan (berkilau, nyambeliler, seperti
berhologram), sedangkan warna merahnya atau coklat, terlihat tajam
kontras dengan warna di sebelahnya (hitam atau putih).
Murai batu yang satu sub-spesies, ekor jantan lebih panjang ketimbang betinanya. Sedangkan lagunya, jantan lebih bervariasi.
Diasumsikan murai batu bakalan adalah murai batu tangkapan hutan yang belum makan voer dan harganya juga relatif murah.
Yang perlu anda perhatikan dalam pemilihan ini adalah:
- Mata: Hindari membeli murai batu yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya katarak, yaitu selaput berwarna putih pada bola mata. Jika murai batu sudah katarak, resiko murai batu tersebut menjadi buta sangat tinggi sekali.
- Ekor: Cari murai batu yang memiliki ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang seperti ini selain enak dipandang, juga akan membuat murai batu memainkan ekornya pada saat ditrek. Hindari juga membeli murai batu yang tidak punya ekor, karena kita tidak bakalan tahu bagaimana bentuk dan jenis ekor dari murai batu tersebut, jika ekornya sudah tumbuh kembali.
- Bulu Dada: Kebanyakan murai batu memiliki bulu dada berwarna coklat, Tapi jika Anda mendapatkan murai batu dengan bulu dada cenderung berwarna kekuningan, maka itu rezeki Anda. Murai batu bakalan dengan warna bulu dada seperti ini, biasanya cepat berbunyi dan cepat juga jadi.
- Usia: Jangan pernah menilai usia murai batu hanya berdasarkan pengamatan pada kaki, ini bisa menipu calon pembeli. Murai batu bakalan muda mempunyai tanda bulu yang masih berbintik cokelat di bagian sayap sebelah luar maupun sayap sebelah dalam.
- Perilaku: Jika ada murai batu bakalan yang pada saat kita pegang dia menjerit kencang dan berusaha mematuk-matuk jari tangan, inilah murai batu dengan mental berani.
- Bentuk paruh: Sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Bentuk kepala: Pilih yang berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
- Postur badan: Pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Panjang ekor yang serasi dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit lentur.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
Tempat/sangkar:
Murai batu bisa dipelihara dengan sangkar bulat maupun kotak. Untuk
kotak ukuran 50 x 50 x 75 cm sedangkan untuk bulat dengan diameter 50 cm
atau 60 cm tergantung dari jenis murai batu yang kita pelihata apakah
berekor panjang atau pendek. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa
dibuat dengan kayu asam diameter 1,3 cm; bisa berbentuk palang bersusun
mapun leter T.
Untuk perawatan harian, murai batu tidak perlu dikerodng dan hanya dikerodong malam hari agar tidak kedinginan.
- Pakan: Hal
utama yang perlu diperhatikan dalam hal pakan adalah menu yang variatif
sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus,
selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap
vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C
dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L
Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu
bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D.
Di
samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam
pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf
yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti
vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh
melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan
penyembuhan. Yang termasuk mineral yang diperlukan burung anis kembang
adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum,
Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Makanan yang sesuai untuk murai batu
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%). Belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung murai batu. Voer harus selalu tersedia di dalam cepuknya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari sekali.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung murai batu yaitu: jangkrik, orong-orong, kroto, cacing, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
Perawatan dan setelan harian burung murai batu
Perawatan
harian untuk burung murai batu relatif sama dengan burung berkicau
jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan
konsisten.
Berikut ini pola perawatan harian dan setelan harian untuk burung murai batu:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan voer dan air minum.
- Berikan jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong jika akan dilakukan pemasteran. Jika tidak, pengerodongan tidak mutlak.
- Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
Penting
- Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
- Pemberian cacing diberikan 1 ekor 1x seminggu. Contoh setiap hari Selasa pagi.
- Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
- Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum untuk menjaga kesehatan burung, dua-3 kali sepekan atau sesuai kondisi burung.
Penanganan burung murai batu over birahi
Salah
satu ciri-ciri burung murai batu yang terlalu birahi (over birahi)
antara lain: agresif, bulu mengkorok, nglowo (sayap turun) dan mematuk
ornamen sangkar.
- Pangkas porsi Jangkrik menjadi 3 pagi dan 2 sore
- Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00)
- Berikan cacing 2 ekor 2x seminggu
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
- Berikan multivitamin untuk menstabilkan kondisi fisik.
Penanganan murai batu kondisi drop
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
- Tingkatkan porsi pemberian koto menjadi 3x seminggu
- Berikan klabang 2 ekor seminggu sekali
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung murai batu lain dahulu
- Berikan multivitamin
Perawatan
lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan
perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai
tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci
keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar
masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan setelan lomba untuk burung murai batu:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum digantang lomba, burung dimandikan dan berikan jangkrik 3-5 ekor dan ulat hongkong 4-7 ekor.
- Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan jangkrik 2 ekor lagi.
Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung murai batu lain.
Perawatan dan setelan burung murai batu pasca lomba
Perawatan
pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan
kondisi fisik burung, dengan pola perawatan dan setelan:
- Porsi EF dikembalikan ke setelan harian.
- Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
Mabung
(Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga
burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat
penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat
burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung
meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh
asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari
kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis,
karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu.
Dampak dari ini adalah ketidakseimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Masa
mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian
penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau
meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh
burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein
sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Bulu-bulu
dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya
protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada
tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas
asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi
makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan
disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan
bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus
bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu
secara sempurna.
Ketika
burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk
memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak
makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu
baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa
mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang
sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in
Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan
mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor
yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami,
karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian,
kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu
bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal
yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung,
Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa
mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk
menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu,
Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti
metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging
hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang
mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik.
Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung
berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan
tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun
pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering
mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak
merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit
– Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease)
dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung
kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan
infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit
tumbuh.
* Gizi buruk
– Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya
produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan
yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas
(mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi
– penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak
sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat
pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan
kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa
burung mabung.
* Stres –
Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan
manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang
sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
- Pertama-tama, menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
- Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
- Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Pola perawatan murai batu masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.
- Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: stelan jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu
- Pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.
Lakukan pemasteran:
Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan
mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai
dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan
karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.
1. Ngebatman, mbalon ketika diadu.
2. Ekor patah dan tidak tumbuh.
3. Mabung tidak tuntas.
4. Gampang mabung/rontok.
5. Nyekukruk tidak semangat
6. Tidak mau nagen atau nampil di lomba.
7. Turun tangkringan dan gelisah.
1. Ngebatman atau mbalon ketika diadu:
Pertanda burung drop secara mental. Pemulihan perlu waktu lama dengan
cara dikarantina dan bebas dari suara murai batu lain. Lama karantina
kadang perlu sampai masa datangnya mabung lagi. Namun bisa saja lebih
cepat dengan cara berikan jangkrik sebanyak burungnya mau. Bisa bahkan
sampai 10 ekor kalau masih mau diberikan saja.
2. Ekor patah dan tidak tumbuh:
Pastikan bahwa bulu patahan di bagian yang menancap di pantat dicabut
secara perlahan dan bisa keluar sampai ke batang bawah. Jika pori-pori
tertutup, usap-usap dengan air hangat dan coba bagian itu dibuka dengan
bantuan jarum yang disterilkan (dibakar atau diusap alkohol). Bersihkan
dengan air hangat, keringkan.
3. Mabung tidak tuntas:
Pertumbuhan bulu baru lambat sehingga tidak bisa mendesak bulu lama.
Burung perlu energi tinggi untuk mabung, tetapi bukan dalam bentuk
karbohidrat. Penambahan pakan masa mabung yang hanya berupa karbohidrat,
hanya membuat burung gemuk tetapi bulu tidak juga tumbuh. Untuk masa
pertumbuhan bulu ini diperlukan asam amino yang mengandung sulfur
seperti metionin dan sistin.
4. Gampang mabung/rontok:
Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori
tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah
banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan
nutrisi yang baik, terutama mineral. Untuk masalah asupan mineral, bisa
gunakan Bird Mineral selama masa mabung atau pasca mabung (ketika mulai terlihat tanda rontok padahal baru saja tuntas mabung).
5. Nyekukruk tidak semangat, biasanya dikarenakan cacingan.
6. Tidak mau nagen atau nampil di lomba:
Penyebabnya adakah adanya gangguan parasit, terutama air sac mite,
yakni tungau kantung udara yang kasat mata. Burung sepertinya tidak
kutuan, tetapi sesungguhnya membawa tungau di kantung udaranya. Hal ini
menyebabkan burung selalu gelisah dan tidak bisa nampil maksimal di
arena lomba.
7. Turun tangkringan dan gelisah: Biasanya disebabkan burung masih terlalu muda dan bisa juga burung tidak fit. Pastikan rawatan harian yang bagus
0 komentar:
Posting Komentar